Metode Fifo Lifo Moving Average


Harga barang-barang mengalami perubahan harga dari waktu ke waktu. Kecenderungan umum adalah harga naik karena adanya inflasi. Tetapi pada beberapa jenis barang seperti handphone dan laptop justru mengalami penurunan harga dikarenakan perkembangan teknologi atau chatice keluarnya modelo-modelo baru. Dari sudut pandang akuntansi, perubahan harga ini akan berpengaruh terhadap nilai persediaan barang dagang yang tercantum de Neraca dan harga pokok barang terjual (HPP) de Laporan Laba Rugi. Idealnya, nilai persediaan dan harga pokok barang terjual diidentifikasi satu-satu sehingga diperoleh hasil yang akurat. Tetapi kelemahan dari cara perhitungan ideal ini adalah perlunya waktu dan usaha yang banyak, apalagi bila item barangnya berjumlah ribuan dan nilai por item barangnya kecil. Bisa-bisa yang terjadi adalah biaya pencatatan lebih besar dari margem penjualan produknya (padahal seharusnya: benefício sobre o custo). Sehingga disimpulkan metode identifikasi satu-satu cenderung tidak efisien untuk dilakukan kecuali didukung dengan sistem teknologi informasi yang mumpuni. Metode identifikasi satu-satu hanya cocok untuk barang-barang yang nilainya besar dan jumlahnya sedikit. Contohnya: rumah, mobil, pesawat. Dalam prakteknya, metode penilaian yang umum digunakan ada 3, yaitu FIFO, LIFO dan rata-rata. Perusahaan boleh memilih salah satunya, asal diterapkan secara konsisten dari tahun ke tahun. Pada akhirnya ketika semua barang sudah habis terjual, ketiga metode tersebut akan menghasilkan nilai biaya pokok penjualan (HPP) yang sama. 1. Primeiro em primeiro lugar (FIFO) masuk pertama keluar pertama Metodo FIFO atau Masuk Pertama Keluar Pertama mendasarkan pada asumsi bahwa barang yang terjual lebih dulu adalah barang yang dibeli lebih awal. Ketika kecenderungan harga adalah naik seiring berjalannya waktu, maka metode FIFO menghasilkan nilai persediaan yang lebih besar dan nilai HPP yang lebih kecil. Dan sebaliknya. 2. Last In First Out (LIFO) masuk terakhir keluar pertama Metodo LIFO atau Masuk Pertama Keluar Terakhir adalah kebalikan dari metodo FIFO yaitu bahwa barang yang terjual lebih dulu adalah barang yang terakhir masuk dalam persediaan barang dagang. Ketika kecenderungan harga adalah naik seiring berjalannya waktu, maka metode LIFO menghasilkan nilai persediaan yang lebih kecil dan nilai HPP yang lebih besar dan sebaliknya. Dalam hal ini metode LIFO lebih konservatif daripada FIFO. 3. Mover média rata-rata bergerak Metodo média móvel atau rata-rata bergerak adalah metodo temh-tengah antara FIFO dan LIFO. Harga pokok por unidade barang dihitung dengan rumus: (nilai persediaan awal nilai pembelian) (jumlah persediaan awal jumlah pembelian). Harga pokok por unidade ini akan berubah setiap kali terjadi pembelian dengan harga yang berbeda. Nilai HPP dari barang yang terjual dihitung sebesar jumlah unidade terjual dikalikan harga pokok rata-rata pada saat terjadi penjualan. Nilai persediaan sebesar jumlah persediaan akhir dikalikan harga pokok rata-rata yang terakhir. Gambaran lebih jelasnya bisa dilihat dalam contoh dibawah ini: 1 Januari 2013 - Saldo awal persediaan 100 unidade dinganha Rp.50.000, - por unidade. 3 Januari 2013 - Penjualan 75 unidade. 5 Januari 2013 - Pembelian 50 unidade, harga Rp.55.000, - 14 Januari 2013 - Penjualan 30 unidade 21 Januari 2013 - Pembelian 75 unidade, harga Rp.59.000, - 23 Januari 2013 - Pembelian 25 unidade, harga Rp.63.000, - 25 Januari 2013 - Penjualan 50 unidade 29 Januari 2013 - Penjualan 15 unidade Berdasarkan contoh transaksi selama bulan Januari 2013 tersebut, terlihat di bawah ini bahwa metode penilaian persediaan yang berbeda akan menghasilkan nilai persediaan dan HPP yang berbeda. TAWARAN KAMI Jasa yang bermanfaat untuk bisnis Anda, meliputi: LES PRIVAT CONTABILIDADE UNTUK EMPRESÁRIO Kami siap datang untuk membantu Anda belajar pembukuan (Contabilidade de relatórios financeiros) secara privat. Dengan memahami Laporan Keuangan maka Anda akan tahu kondisi bisnis Anda dan memiliki kontrol lebih terhadap perkembangan bisnis Anda. JASA LAPORAN KEUANGAN Kami bantu Anda menyusun Laporan Keuangan standar (Laba Rugi, Neraca, Arus Kas) maupun laporan khusus sesuai kebutuhan. Serahkan urusan pembukuan ke kami dan Anda bisa lebih fokus mengembangkan bisnis. Hubungi: Santosa (HPWA: 0812 8242 3547 atau ariphsangmail) Mengenai Saya Daftar Artikel Konsultan Pembukuan amp Sistem Pelaporan Keuangan A. Santosa SE Ak. Telp. 0877 8135 3275 Pin BB: 298D9C2E Email: ariphsangmail amp ariphsanyahoo1. Sistem Periodik Dalam pencatatan sistem fisik, nilai persediaan barang akhir periode diketahui setelah kuantitas barang yang tersedia dihitung secara fisik kemudian dikalikan dengan harga satuan. Harga satuan barang yang digunakan sebagai dasar penilaian persediaan bergantung kepada metode penilaian yang digunakan. Metode yang digunakan dalam sistem periodik antara lain: a. Metode tanda pengenalan khusus Metodo ini biasanya digunakan untuk perusahaan yang spesifik dan spesial yang menjual jenis barang sedikit dan harga mahal (Berlian, Mobil termewah). Setiap barang yang masuk diberi tanda pengenal khusus yang menunjukkan harga satuan sesuai dengan faktur pembelian yang diterima. Contoh: Terdapat persediaan akhir barang AB sebanyak 7500 kg yang terdiri atas 75 karung 100kg. Tanda pengenal khusus: 40 Karung tanda pengenal khusus Rp 2.800.000 30 Karung tanda pengenal khusus Rp 2.600.000 5 Karung tanda pengenal khusus Rp 2.400.0000 40 x Rp 2.800.000 Rp 112.000.000 30 x Rp 2.600.000 Rp 78.000. 000 5 x Rp 2.400.000 Rp 12.000.000 Total persediaan akhir Rp 202.000.000 b. Metode Rata-Rata Cara penghitungan metode ini adalah dengan menghitung rata-rata dari harga beli dengan jumlah yang dibeli selama periode tertentu. Selama suatu periode PT. X membeli barang dagang Rp 98.000.000 sebanyak 40.000 unidades. Pada akhir periode, sisa barang dagang tersebut sebanyak 7.500 unidade. Harga rata-rata Rp 2.460 Sehingga, nilai persediaan pada akhir periode yaitu 7.500 unidade x Rp 2.460 Yaitu Rp 18.450.000 Menurut metode FIFO (First In Frist Out) atau MPKP (Masuk Pertama Keluar Pertama), barang yang lebih dulu masuk dianggap barang yang Lebih dulu keluar. Tetapi hal ini tidak pada keadaan sebenarnya, anggapan tersebut hanya digunakan untuk perhitungan (penggunaan bukti transaksi). Ketika masuk pertama keluar pertama, berati dapat disimpulkan bahwa persediaan akhir terdiri dari pembelian pada saat-saat terakhir. Contoh: pembelian selama bulan maret Maret 1 Persediaan 6000 unidade 2000 Rp 12.000.000, - 5 pembelian 6000 unidade 2200 Rp 13.200.000, - 10 pembelian 5000 unidade 2400 Rp 12.000.000, - 15 pembelian 8000 unidade 2600 Rp 20.800.000, - 20 pembelian 4000 unidade 2700 Rp 10.800.000, - 26 pembelian 6000 unidade 2600 Rp 15.600.000, - 30 pembelian 5000 unidade 2.800 Rp 14.000.000, - Barang yang tersedia dijual bulan maret 40.000 unidade Rp 98.400.000, - Dados Dari Tersebut diketahui persediaan akhir digudang sebanyak 7.500 unidade. Sehingga perhitungan menggunakan FIFO: Maret 30 5000 x 2.800 Rp 14.000.000, - 26 2.500 x 2.600 Rp 6.500.000, - Total Rp 20.500.000, - Menurut metode LIFO (Última entrada em primeiro lugar) atau MTKP (Masuk Terakhir Keluar Pertama) , Barang yang terakhir masuk dianggap barang yang lebih dulu keluar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai persediaan akhir merupakan nilai pada pembelian awal. Contoh (Menggunakan data FIFO) Persediaan akhir menurut metode LIFO dihitung: Maret 1 6000 x 2.000 Rp 12.000.000, - 5 1500 x 2.200 Rp 3.300.000, - Total Rp 15.300.000, - e. Metode Persediaan Dasar Adakalanya perusahaan menetapkan jumlah mínimo persediaan yang harus ada setiap saat, baik mengenai kuantitas maupun harga satuan, atau sering diseper dengan persediaan dasar (Basic Stock). Menurut metode ini, nilai persediaan barang akhir periode dihitung: i. Apabila kuantitas lebih banyak dari kuantitas sediaan dasar, nilai persediaan adalah nilai dasar ditambah dengan harga pasar kelebihannya. Ii. Apabila kuantitas lebih renda dari kuantitas sediaan dasar, nilai persediaan adalah nilai dasar dikurangi dengan harga pasar kekurangannya. Persediaan dasar barang ABC ditentukan sebanya 6.000 kg dinâmico Rp 2.200,00 tiap kg. Harga pasar barang pada saat perhitungan adalah Rp 2.800,00Persediaan pada 31 Mei sebanyak 7.500 kg dinilai: Sediaan dasar 6000 x 2.200 13.200.000 1500 x 2.800 4.200.000 Dalam sistem perpetual ini berbeda dengan sistem periodik. Pencatatan persediaan pada sistem ini dilakukan setiap terjadi transaksi, jadi penilaian persediaan pada sistem ini bukan mencari persediaan akhir seperti halnya sistem periodik. Dalam hal sistem perpétuo penilaian ini digunakan untuk mencari total persediaan yang keluar sesuai harga beli atau disebut dengan harga pokok penjualan. Biasanya untuk memudahkan, perhitungan HPP ini dilakukan dengan pembuatan Kartu Persediaan. Mei 1 Persediaan 120 unidade 54.000 Rp 6.480.000, - 5 Pembelian 180 unidade 60.000 Rp 10.800.000, - 10 Penjualan 200 unidade 16 pembelian 200 unidade 63.000 Rp 12.600.000, - 20 Pembelian 120 unidade 64.000 Rp 7.680.000, - 26 Penjualan 280 unidade Menurut metode ini harga pokok barang yang dijual dihitung dengan anggapan bahwa barang yang pertama kali masuk dijual terlebih dulu. Kekurangan diambil dari barang masuk berikutnya, begitu seterusnya. Sehingga menurut metode FIFO harga pokok penjualan yaitu: 183 Mei 10 Penjualan 200 unidade Mei 1 120 x 54.000 6.480.000 5 80 x 60.000 4.800.000

Comments

Popular posts from this blog

Japanese Candlesticks By Steve Nison Pdf

Análise De Forex

Free Option Trading Course